Oleh: (Shri Danu D.P)I Wayan Sudarma**
Om Swastyastu
I. PERLENGKAPAN SANGGING
1. Kelapa gading yang dikasturi, airnya dibuang dan ditulis gambaran Ardhanaresvari (gambar Smara Ratih). Kelapa gading ini akan dipakai sebagai tempat “ludah” dan “singgang gigi (pedangal)” yang sudah dipakai. Setelah uapcara, kelapa gading ini dipendam di belakang Sanggah Kamulan.
2. Untuk singgang gigi / pedangal, adalah tiga potong cabang dapdap dan tiga potong tebu malem / tebu ratu. Panjang pedangal ini -/+ 1,5 cm.
3. Pengilap yaitu sebuah cincin bermata mirah. yang dipakai untuk menulis / ngerajah gigi di metatah.
4. Pengurip-urip yang dibuat dari empu kunir (inan kunyit), yang dikupas sampai bersih dan kapur (pamor). Dipakai setelah selesai metatah untuk pertama kali yang ditatah menggigit kunir dan kapur pengurip ini.
5. sebuah bokor yang berisi: kikir, cermin, pahat, palu. (biasanya pengilap / mirah dan pengurip-urip tersebut di atas diletakkan menjadi satu di bokor ini).
6. Sebuah tempat yang berisi sirih lekesan, tembakau, pinang, gambir. (Di dalam sirih sudah berisi kapur).
7. Beberapa potong kain (yang baru) sebagai penutup badan pada waktu upacara (rurub).
8. Banten tetingkeb yang akan diinjak pada waktu turun dari bale petatahan setelah upacara selesai.
II. TATA UPACARA
1. Sangging melaksanakan puja kepadaBhatara Surya, Sanghyang Smara Ratih, Sanghyang Aji Sarasvati, Bhatara Gana, memohon pengraksa dan tuntunan agar berkenan menjaga sehingga upacara ini dapat berjalan dengan baik dan sukses (siddha karya dan siddha sampurna). Mantra Pengaraksa Bale petatahan:
ONG UTEJO SAKHAM PANDAM SUCI GATRI MAHA SIDDHI, SARVA PAPA VINASANAM, TASKARA MANTRA UTTAMAM, ONG HRANG HRING SAH (MANTRA PANGRAKSA). Sumber: lontar Kanda Pitu
ONG HIDEPKU SANG HYANG JATU TUNGGAL, MANGRANGSUK AKU GUNA WISESA, BHUTA, LEAK ASIH, SAKWEHING SATRU MUSUHKU PADA PATUH INGKUP, SAMA WEDI, TEKA HAP (3X), TEKA LUPA (3X), ASING TEKA KUKUL DUNGKUL. (MANTRA PENOLAK BHAYA). Pada waktu mengucapkan pusatkan pikiran pada ubun-ubun. Sumber ; Lontar Punggung tiwas, lb.6a
ONG SANG HYANG CINTYA RAJA PINULAH, ANG ANG ANG, ANG ANG ANG, ANG ANG ANG. (MANTRA PENOLAK SEGALA PERBUATAN JAHAT, JIN, SETAN, BEBAHI, ORANG MARAH, IRI HATI DSB). Sumber: Lontar Tutur Kadharman, lb. 40a
2. Seperti biasa dilakukan upacara mabhyakala dan maprayascita, lalu sembahyang kehadapan Bhatara Surya, dan Sanghyang Smara Ratih, kemudian naik ke tempat upacara potong gigi serta duduk menghadap ke hulu. Pimpinan upacara mengambil cicin mirah yang dipakai untuk ngarajah pada beberapa tempat yaitu:
a. Pada Dahi : Omkara Amertha Adu Muka
b. Pada gigi taring kanan : Ang
c. Pada gigi taring kiri : Ang
d. Pada gigi seri atas : Ah
e. Pada gigi seri bawah : Ang
f. Pada lidah : Omkara
3. Setelah itu sangging menatah / memahat gigi orang yang akan ditatah secara simbolik dengan sarana pahat dan palu yang telah di pasupati. Mantra pengurip palu: ONG UTTAMAM, ONG HRAH PHAT NAMAH SVAHA. Mantra pengurip pahat yaitu: ONG UTTAMAM, ONG UNG PHAT NAMAH SVAHA.
4. Setelah itu baru diperciki Tirtha Pesangihan (dari Pedanda), selanjutnya upacara dipimpin oleh Sangging. Setelah orang yang bersangkutan tidur serta memakai rurub, maka sangging mengambil kikir lalu diberi mantra. Orang yang akan ditatah diberi pedangal tebu dan carang dapdap.
Untuk laki-laki pedangal tebu di sebelah kanan dan carang dapdap di sebelah kiri.
Untuk perempuan pedangal tebu di sebelah kiri dan carang dapdap di sebelah kanan.
5. Setelah kikir diberi mantra, lalu dimulailah pelaksanaan potong gigi dengan disertai puja. Kemudian pedangal diganti, orang yang bersangkutan disuruh meludah, pedangal diganti, dan demikian seterusnya sampai dianggap cukup.
Catatan:
Ludah dan pedangal dibuang ke dalam kelapa gading.
Setiap selesai disangih sebelum diganti pedangal orang yang bersangkutan disuruh bercermin.
6. Bila sudah dianggap cukup, lalu diberi pengurip-urip (kunir dan kapur), kemudian berkumur dengan air cendana, selanjutnya makan sirih (ludahnya ditelan tiga kali), dan sisanya dibuang ke dalam kelapa gading.
7. Selanjutnya natab banten peras, dan waktu turun menginjakkan kakinya pada banten tetingkeb sebanyak tiga kali.
8. Setelah peserta selesai ditatah dilarang untuk berkeliaran, memakan makanan padas dan dingin. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan sembahyang dan natab banten petatahan yang ada di lapaan.
9. Beberapa buah mantra :
a. Mantra kikir: Om Sang Parigi Manik, ajo sira geger lunga, antinen kakangnira sang Sri Kanaka, teka kekeh pageh, tan katekaning lara wighna, teka awet teka awet teka awet.
b. Mantra Mirah: Om Sri Bhatrimsa ya namah, Om Sri Bhatrimsa samyogi ya namah
c. Mantra memulai Nyagih: Om Sanghyang tunggal angentas papa klesan kita ring bapa ibu, Om lunga hayu teka hayu (3x).
d. Mantra ketika sedang Nyangih: Om Krekna jiwa prasiddha ya namah, Om purna jiwa ya namah, Om suddha paripurna jiwa ya namah, Om Brahma ya namah.
e. Mantra Pangurip-urip: Om urip uriping bhayu sabda idhep, teka urip, Ang Ah, Om taya urip, bhayu urip, manusa urip, pada urip (3x) , Om Sang Bang Tang Ang Ing Nang Mang Sing Wang Yang Ang Ung Mang, Om Brahma urip Visnu urip Siva sampurna ya namah svaha.
f. Mantra Lekesan: Om suruh mara jambe mara, tumiba pwa sira ring lidah, Sanghyang bhumi ratih aran sira, tumiba pwa sira ring hati, kunci pepet aran sira, katemu-temu dlaha, samangkana lawan tembe, metu pwa sira ring wewadonan Sanghyang Sumarasa aran sira, astu kedep siddhi mantranku.
g. Rajahan Lekesan / Sirih: Ya Sa Pa Wa
h. Rajahan Pinang: Ang Ung Mang
i. Rajahan Pedangal Tebu: Ong Ang
j. Rajahan Pedangal Dapdap: Ong Ah
Demikian tentang tata karma / tetikesan Sangging ketika melaksanakan dharmanya sebagai manggala upacara. Semoga mendapat pencerahan dan selalu dapat mengutamakan pelayanan kepada umat semuanya.
Catatan: Menurut lontar Satra Proktah tidak boleh sawa (mayat) itu ditatah, yang disebut; “Ngeludin wangke Ngaran”.
Om Śāntih Śāntih Śāntih Om
* Disampaikan sebagai bahan penataran Calon Sangging di Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi, dari tanggal 3 sampai 6 Nopember 2005.
** Penyuluh Agama Hindu Kota Bekasi
======= "sampaikan kebenaran dengan cara menyenangkan jangan menyenangi ketidakbenaran walau itu menyenangkan" =======
Welcome
“Pinandita Sanggraha Nusantara”
sebagai wadah pemersatu
Para Pinandita/Pemangku/Wasi/Dukun
di seluruh Nusantara.
Kalender Bali
Profile
Basic Info
Religion & SpiritualtyContact Info
email:sanggrahanusantara@gmail.com office:Pinandita Sanggraha Nusantara "Pura ADITYA JAYA" Jl. Daksinapati No. 10 Rawamangun Jakarta Timur Telp:(+6221) 7098-3858, 770-3574, 546-3858 Fax:(+6221) 546-3811 Bank BRI Cab. Pancoran Jakarta Rekening Britama Nomer : 0390-01-001235-50-8 Bank Mandiri Cab. Jakarta KP Pertamina Rekening Giro Nomer : 119-0004754048 DONASI/PUNIA ANDA SANGAT BERARTI dan BERMANFAAT BAGI PENGEMBANGAN PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA |
Bagaimana blog PSN sekarang?
Wednesday, March 11, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Katagori
- Article (79)
- Asuransi PSN (2)
- Events (4)
- Pengumuman (17)
- Profile (10)
- Program (2)
- Pustaka-Pustaka (23)
- Religion (11)
- Sarati Banten (1)
- Tirtha Yatra (2)
- Umum (7)
Blog Archive
-
▼
2009
(115)
-
▼
March
(59)
- Lontar YADNYA PRAKERTI
- KUTIPAN LONTAR BHAMA KRETIH Tentang KANISTA, MA...
- Petikan Lontar : TINGKAHING KARYA PANCA WALI KR...
- MAKNA HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN.
- Akreditasi STAH Dharma Nusantara-Jakarta
- BERBISNIS MENURUT AJARAN HINDU
- KORDINATOR PROVINSI DKI JAKARTA ( Lanang - Istri )
- Lintas Agama dan Kepercayaan di Melbourne
- Agama Pada Masa Majapahit
- Ramalan SABDO PALON (Jawa)
- Darmagandhul (Jawa)
- 7 Satrio Piningit menurut Ronggo Warsito
- Uga Wangsit SILIWANGI (Sunda)
- TIRTHAYATRA LAPORAN PERJALANAN SUCI NAPAK TILAS J...
- SEJARAH TERBENTUKNYA “SARATI BANTEN” Se – Jabodetabek
- Pengertian dan Mitologi Wewaran
- MITOLOGI PENYU DALAM AGAMA HINDU DAN KAITAN FILOSO...
- Susunan Tata Surya Menjadi Nama-nama Hari
- Me-DIKSA (Upacara Seda-Raga)
- Serat Darmagandhul
- MAKNA UPACĀRA MAMUKUR & MAPANDES
- TATAKRAMANING SANGGING*
- KRAMANYA SANG KUNINGKIN KARYA SANISTA, MADYA, UTTA...
- CANANG SARI (CARA MEMBUAT DAN KAJIAN FILOSOFIS)
- Upakāra Yang Dipakai Secara Rutin, Manut Kecap Lo...
- WEJANGAN DEWA RUCI
- “MERENUNG”
- MENCARI TUHAN YANG MAHA ESA
- SAMKHYA, NONTEISTIS DUALISME
- Pujawali Pura Agung Wira satya Bhuwana
- Hari Raya Nyepi, Galungan dan Kuningan
- Kiprah Para Pandita di Bali
- NYEPI MENUJU SUNYA
- SANTHI PUDJA (DOA PERDAMAIAN) NUSANTARA
- Trend “GAUL (PACARAN)” Generasi Muda Hindu
- AGAMA, RADIKALISME, DAN TERORISME
- DHARMA DAN SVADHARMA SEBAGAI LANDASAN BUDAYA TERTIB
- PEMAHAMAN UMAT TERHADAP AGAMA HINDU
- PENGARAHAN KETUA UMUM PSN
- TUMPEK LANDEP DAN PENGERTIANNYA
- LEAK BALI
- HARI RAYA GALUNGAN, KUNINGAN DAN NYEPI
- WIWAHA SAMSKARA
- PERNYATAAN SIKAP
- Struktur Organisasi Pusat dan Wilayah
- URAIAN TUGAS DAN PROSEDUR KERJA
- Kawitan Wargasari
- The Gayatri Mantra
- One Minute Meditation
- Ketik reg sirohin
- Dewa Yadnya
- Doa Khusus
- Doa Umum
- Program kerja
- VISI DAN MISI
- Susunan Kepengurusan PSN Periode 2008 – 2013
- Sejarah
- Arti dan Lambang PSN
- Sarasehan Pinandita Sejabotabek
-
▼
March
(59)
Rahayu sarengsami
ReplyDeleteMantap. . .suksma
ReplyDelete