Saturday, March 7, 2009

HARI RAYA GALUNGAN, KUNINGAN DAN NYEPI

1. HARI RAYA GALUNGAN/KUNINGAN

a. Riwayat Galungan
Galungan diperkirakan sudah ada sejak abad ke XI, berdasarkan antara lain :
- Kidung Panji Malat Rasmi dan Kitab Pararaton (Mpu Prapanca)
- Di India perayaan semacam ini juga ada yang dinamakan Cradha Wijaya Dacami

b. Mythology
Galungan disebutkan dalam Usana Bali berupa peperangan Mayadenawa dengan Betara Indra.
Dalam lontar Jaya Kasunu juga disebut tentang Galungan dalam pewarah-warah Bhatari Durgha kepada Sri Jaya Kasunu.

c. Filoshopy
Filsafat Galungan berpusat pada pergulatan Dharma melawan A Dharma dimana kemenangan berada dipihak Dharma.

d. Permulaan Persiapan Upacara Galungan dan Akhir Upacara Galungan
Perayaan Galungan dimulai pada hari Sabtu Kliwon Wariga/Tumpek Uduh/Tumpek Pengarah sampai dengan hari Rabu Kliwon Pahang/Budha Kliwon Pahang/Budha Kliwon Pegat Wakan/Budha Kliwon Pegat Warah, total harinya adalah 60 hari.
Adapun perinciannya adalah sbb :

1. Tumpek Wariga
Prakerti ring Sang Hyang Sangkara, dewanya tumbuh-tumbuhan. Tujuannya adalah memberitahu agar tumbuh-tumbuhan berbuah lebat karena Galungan akan segera tiba.
Sesapanya :
Kaki-kaki tityang mapengarah malih 25 dina Galungan, mabuah apang nged, nged, nged,nged.

2. Senen/Coma Paing Warigadian. Puja walin Bhatara Brahma, ngaturang aci ring paibon, memohon keselamatan diri.

3. Wrehaspati Wage Sungsang sampai dengan Budha Kliwon Pahang kegiatan pelaksanaan upacara Galungan selama 42 hari (abulan pitung dina).
Kemis wage Sungsang (Wrehaspati Wage Sungsang) sering disebut SUGIHAN JAWA. Pada hari ini merupakan hari yang sangat baik untuk Pensucian Alam Semesta (Bhuwana Agung), pamerastistan ring Bhatara Kabeh, prakertinya arerebu ring Sanggah, muang ring Merajan kunang. Dulurin pengeraratan muang pangreresikan Bhatara saha puspa wangi.
Tujuan : Mensthanakan/Ngadegang Dewa dan Pitara.
Upacara : Pensucian semua alat-alat untuk upacara hari raya Galungan.

4. Jumat/Sukra Kliwon Sungsang sering disebut SUGIHAN BALI
Pensucian Bhuana Alit/pembersihan diri sendiri/melukat dengan tirta Goraca.

5. Wuku Dungulan
a. Minggu/Redite Paing Dungulan (Penyekeban)
Turunnya Sang Hyang Tiga Wisesa, berwujud Bhuta Galungan.
Tujuannya : Disaat ini diharapkan setiap insane/umat melakuakan anyekung Jnana sudha nirmala (waspada menjaga kesucian lahir batin), sehingga dihari ini disebut Hari Penyekeban.
Namun praktek di Bali pada hari ini biasanya dipakai untuk mulai nyekeb biyu, ngae tape dsbnya.

b. Senen/Coma Pon Dungulan (Penyajaan-jaja = dada)
Turunnya Sang Bhuta Amangkurat
Tujuannya : disaat ini umat diharapkan membuktikan kesungguhan (sajaan) didalam melaksanakan Yoga Semadi untuk menghadapi godaan Sang Kala Tiga (Bhuta Amangkurat)
Prakteknya : dipakai untuk menggoreng jaja uli, jaja pepelan lan jaja-jaja yang lain.

c. Selasa/Anggara Wage Galungan (Penampahan = nampa)
Turunnya Sang Bhuta Dungulan
Upacara : a. A bhuta yadnya ring catus pata dan dihalaman rumah
b. Memberi Pasupati pada sarwa senjata.
Tujuan : Jaya Prakoseng Perang ( Berhasil mengalahkan Musuh/godaan Sang Kala Tiga, untuk menyambut kedatangan (nampa) hari raya Galungan
Prakteknya : dipakai untuk nampah celeng, nampah siap, ngelawar dll

d. Rabu/Budha Kliwon Dungulan (HR Galungan)
Klimaks upacara : Menghaturkan sesaji disemua tempat-tempat dan alat-alat.
Tujuannya : Memusatkan pikiran kepada Kesucian dengan melepaskan diri dari segala keragu-raguan.
Prakteknya : Maturan dirumah disemua tempat seperti di paon/kompor, di pulu/tempat beras, disumur/tempat air, dilaapan, disanggah pamerajan, kawitan dan semua tempat suci/yang disucikan, mebakti ngelungsur waranugraha dan keselamatan.

e. Sabtu/Saniscara Pon Dungulan (Pamaridan Guru = Nyurud Tumpeng Guru)
Upacara : Pada saat ini umat melaksanakan pembersihan diri dan metirta gocara untuk nyurud prasadam Beliau.

f. Minggu/Redite Wage Kuningan (Ulihan = oleh-oleh)
Pada hari ini adalah hari dimana Ida Bhatara, Dewa dan Pitara kembali ke Sunya Loka, umat diharapkan menghaturkan persembahan oleh-oleh berupa rempah-rempah urutan, beras/padi, palagantung (tegen-tegenan) dlsbnya.

g. Senen/Coma Kliwon Kuningan (Pemacekan Agung)
Pada hari ini merupakan tonggak batas antara permulaan dan berakhirnya rangkaian kegiatan HR Galungan (30 hari kemuka dan 30 hari kebelakang) yang dimulai dari Tumpek Wariga sampai dengan Budha Kliwon Pahang.
Upacara : Pesegehan Agung ring Dengen, dengan penyambleh ayam samalulung.
Tujuannya : Mengembalikan Sang Kala Tiga (Galungan, Amangkurat dan Dungulan) beserta para perancah pengiringnya.

h. Rabu/Budha Paing Kuningan (Pujawali Bhatara Wisnu)
Menghaturkan aci ring paibon memohon keselamatan diri.

i. Jumat/Sukra Wage Kuningan (Penampahan Kuningan)
Persiapan untuk menghadapi HR Kuningan dengan melenyapkan pikiran-pikiran kotor, sedangkankegiatan upacara tidak ada pada saat itu.

j. Sabtu/Saniscara Kliwon Kuningan (HR Kuningan)
Turunnya para Dewa/Bhatara, Pitara bersuci-suci, untuk muktyang sesajen persembahan umat/damuhnya.
Pelaksanaan : dihaturkan pada pagi hari sampai sebelum tengah hari.
Pada hari ini umat diharapkan memasang Tamyang Kolem yang merupakan parade Prkoseng Perang ( Simbol Kemenangan Dharma melawan A Dharma). Dan membuat Nasi Kuning (tebog) dengan hiasan-hiasan yang serba kuning adalah simbol bakti lan asih.

6. Wuku Pahang
Rabu/Budha Kliwon Pahang (Pegat Wakan/Pegat Warah)
Adalah merupakan akhir dari pelaksanaan Tapa Brata, yang juga merupakan akhir daripada pelaksanaan kegiatan HR Galungan dan Kuningan manut sekadi Pewarah-warah Bhatari Durgha kepada Sri Aji Jaya Kasunu (Lontar Jaya Kasunu), serta warah dari sang Hyang Suksma Licin kepada para Pandita (Lontar Sundarigama).



2. HARI RAYA NYEPI
1. Pengertian NYEPI
Nyepi adalah hari pergantian tahun Caka

2. Rangkaian Perayaan Nyepi
Tawur – Melasti – Amati Gni/Sipeng – Ngembak Gni:

a. TAWUR.
Pergantian Tawur adalah : Penyucian/Pemarisudha Bhuta Kala yang dalam pemujaan di Murthikan, setelah diberi tawur menjadi Somiya.
Ngerupuk adalah lanjutan daripada pelaksanaan Tawur yang dilaksanakan ditiap-tiap pekarangan rumah.

Pelaksanaan Tawur.
Menurut Lontar Sundari Gama tawur diadakan pada Purwanining Tilem Kesanga.
Menurut Lontar SwaMandala, tawur diadakan pada Tilem sasih Kesanga dan tidak dibenarkan pelaksanaannya pada hari Purwani.
Selanjutnya Lontar Swa Mandala juga tidak membenarkan melakukan Tawur pada waktu Cetra Masa apabila kebetulan harinya jatuh pada hari sesudah wuku Dungulan sebelum Budha Kliwon Pahang, maka pelaksanaan tawur tersebut harus dilaksanakan pada Tilem sasih Kedasa.
Kemudian Widhi Sastra dalam Lontar Dewa Tatwa, Niti Bhatara Putrajaya memperkuat lontar SwaMandala.
Rupanya sesudah Budha Kliwon Dungulan sampai Budha Kliwon Pahang adalah Somiyanya Bhatari Durgha oleh karena itu tidak baik melaksanakan Tawur, oleh karena pelaksanaan Tawur sebenarnya tujuannya adalah untuk Durgha Murti.

b. MELASTI
Melasti nganyudang malaning gumi ngamet tirtha amertha.
Penjelasannya : Segara (laut) dianggap sebagai sumber Tirtha Amertha (Dewa Ruci, Pemuteran Mandara Giri).
Selambat-lambatnya pada Tilem sore Pelelastian sudah selesai dan pratima sudah berada di Bale Agung.

c. AMATI GNI/NYEPI
Pengertian amati gni adalah : anyekung jnyana Sudha Nirmala untuk menghadapi tahun baru Caka (pergantian tahun).

Paberatan NEPI :
1. Amati Gni : tiada ber api-api.
2. Amati Karya : tiada bekerja/menghentikan aktifitas kerja
3. Amati Lelungaan : tiada bepergian.
4. Amati Lelanguan : tiada melampiaskan indriya
Paberatan ini dimulai dari sebelum matahari terbit (ngedas lemah).

d. NGEMBAK GNI/NGEMBAK API
Ngembak gni/api miwah ngelabuh Berata pada tanggal 2 (kalih) sasih kedasa (ngedas lemah).

Jadi Brata Penyepian dimulai dari hari raya Nyepi (tanggal 1 sasih kedasa) sebelum matari terbit sampai dengan Ngembak Gni (tanggal 2 sasih kedasa) setelah matahari terbit.

No comments:

Post a Comment