Saturday, May 9, 2009

Silakramaning Aguron-guron-3

7.a. ikang ulah, sabda rahayu/ambek santalila ngowani awak ika sanghyang dharma,

kenget dening silayukti sabda rahayu, ambek tan kaselan geleh mijil pawitraning sanghyang dharma. Yan mangkana, apan ikang sekul tan pasawa, maiwak tan pagogo, sinembah dening padania wang manusa, tan ucapan ika kamutahan; ndan nguniweh kawiryan. Sama-sama sidha kapangguh denta matangnian kayatnakena Sanghyang Trikayaparisudha, ndia ta sang sewaka dharma mangkana ling sang pandita, ndia ta patakoning ala lawan ayu, sabda tan patut ikang mahala, sabda rahayu ikang rahayu, samangkana linganta, anakku, hana sanghyang dasasila nga, ika ta patakonan ala ayuning ulah sabda lawanambek, ndia ta lwirnia nihan, srota, grane, pani, pada, paayu, pasta, tuak, nahan ikang dua sapuluh siki, pada tunggal wisayania ika,

7.a. (tidak lain adalah) prilaku, ucapan yang baik, pikiran yang tenang dan bersih/cemerlang yang mana itu adalah perwujudan Sanghyang Dharma. Ingat pada prilaku yang benar, ucapan yang benar, pikiran yang tidak ternodai oleh kekotoran, kesemuanya itu lahir dari kesucian Sanghyang Dharma. Bila demikian, itu bagaikan nasi (maiwak tan pagogo), dihormati oleh orang sesamanya. Itu tidak lagi diucapkan semuanya. Apalagi tentang kemuliaan, kesemuanya akan engkau peroleh, karenanya perhatikanlah Sanghyang Trikayaparisudha. Kenapa orang yang menuntut ilmu harus demikian kata sang pendeta, karena ia adalah tempat untuk menanyakan yang baik dan yang buruk, kata-kata yang tak patut adalah kata-kata yang jelek, kata-kata yang baik adalah ucapan yang menyenangkan. Demikian dengarkanlah olehmu, anakku. Kemudian ada yang disebut Sanghyang Dasasila yang merupakan tempat untuk mempertanyakan baik buruknya prilaku, ucapan dan pikiran. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: srota, grana, pani, pada, payu, pasta, tuak. Demikianlah keduapuluh satu itu masing-masing mempunyai fungsi.



7.b. ndia ta pratekania, patunggalaning wisayania / sugianta maka linganta sapara

nihan. Caksuindria, nga mata, wisayania tuminggaling ala-ayu, suka yan tuminggaling ayu, duka yan tuminggaling mala. Ya ta etunta yan ngujaraken sabda tan enak karenga. Makaulah makala desa, makmbek tan ambek mohita, wetning runtarining ala ayu ; muwang ilinta ring kang ala ayu, kalingania haywa ta mangkana ; tolihen ta sanghyang trikayaparisudha, menget pwa kita ring pawekas mami, ilang hyunta ring ala ayu, ulikta ring kang ala malit ikang manah, sambega ujar amanis nahan dayanta rumaksa ikang wisaya, mijil sakeng mata. Srotendriya, nga, karna, wisayania ngrenga sabda aganal alit, mangkakaken tan pakenaki pisuh-pisih, upata, haywa kita sengituli pisuhen kita tan walesan, delen kita tan walesa kita usap-usapan. Kalingania ayu sanghyang trikayaparisudha, kayanakena, menget pwa kita ring

7.b. Bagaimana perincian fungsi masing-masing maka dengarkanlah dengan baik-baik penjelasan berikut. Caksuindriya adalah mata, fungsinya untuk melihat yang baik atau buruk. Biasanya orang senang melihat yang baik dan tidak senang jika melihat yang tidak baik. Itulah yang menyebabkan kamu mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar. Sebagai prilaku “makaladesa” yang memikirkan yang tidak menyenangkan pikiran karena tidak tahu akan baik dan buruk, karenanya janganlah demikian, lihatlah Sanghyang Trikayaparisudha, ingatlah engkau pada nasehatku, maka akan sirnalah keinginanmu pada hal-hal baik atau buruk. Carilah percik kecil dari keburukan yang ada pada pikiran, ingatlah akan ucapan yang manis sebagai upayamu menjaga keinginan yang datang dari mata. Srotendriya adalah telinga, fungsinya adalah untuk mendengarkan kata-kata yang halus atau keras, kaanya (maka) orang tidak senang pada makian, sumpah, jangan marah. Bila engkau dimaki, engkau jangan membalas, lihat dan jangan engkau membalas, maka engkau akan menjadi bersih. Kesimpulannya, ingatlah keutamaan dari Sanghyang Trikayaparisudha. Engkau harus teringat pula pada nasehatku,



8.a. Pawekaas mami ilang krodanta / renga sabda mahala; muwang hyunta renga

sabda rahayu, malit ikang manah sambega ujar amanis, nahan dayanta rumaksa ikang wisaya mijil sakeng talingan. Granendriya, nga, irung,, wisayan ika angambung ganda abo lawan wangi, enak tang manah angambung kang wangi, tan enak mangambung kang abo.

Haywa ta mangkana tolihen ta ayu sanghyang trikayaparisudha. Yan menget kita ri pawekas mami ilang hyunta kang sawangi, muwang melikta ring abo malit ikang manah, sambega ujar amanis nahan dayanta rumaksa wisaya mijil sakeng irung.

Wakindriya, nga, cangkem, wisayania angucap, yekidaya larangan temen; yang ikang wang tan wruh angiring tutuknia, sabdania ayo salah ujar, mojar rahayu juga muwang ambehaning gunanta, kalinggania ayu sanghyang tri kayaparisudha. Kayatnakenanta; yan kita atutur ri pawekas mami, ilang ikang sabda tan yukti malit.

8.a. maka akan sirnalah kemarahanmu bila mendengar kata-kata yang baik, maka keinginan akan menjadi semakin mengecil karena ingat kata-kata yang manis. Demikianlah upayamu untuk mengendalikan keinginan yang datang dari telinga.

Granendriya adalah hidung, fungsinya untuk mencium bau yang busuk atau harum. Pikiran akan senang bila mencium bau wangi, akan tidak senang bila mencium bau yang busuk.

Hendaknya janganlah demikian, perhatikanlah keutamaan Sanghyang Trikayaparisudha. Apabila engkau ingat akan nasehatku, maka akan hilanglah keinginanmu pada bau yang harum, demikian pula bencimu kepada bau busuk. Maka pikiran akan menjadi semakin kecil (karena) ingat pada kata-kata manis.

Demikianlah usahamu untuk menjaga keinginan yang muncul dari hidung. Wakindriya adalah mulut, fungsinya adalah untuk berkata-kata. Ini patut betul-betul dikendalikan. Apabila orang tidak tahu menjaga mulutnya, kata-katanya akan tidak terkontrol (salah), sebaiknya berkatalah yang benar. Kesimpulannya, perhatikanlah kemuliaan Sanghyang Trikayaparisudha. Dan jika engkau ingat pada nasehatku, maka tidak akan ada kata-kata bohong (darimu), maka akan menjadi kecillah tendensi dari kata-kata itu,



8.b. ikang sabda manahnia, /manis kengonang ikang sabda, nahan dayanta rumaksa

wisaya mijil sakeng tutuk.

Jihwendriya, nga. Ilat, wisayania angrasani enak lawan tan enak, suka kita yan amangan enak, yata karana tan angujar tan enak karenga, makambek tang ambek mohia, mangulah makala desa haywa ta kita mangkana, tolihen ta sanghyang trikaya parisudha, yan kita atutur ri pawekas mami, ilang sabda tan ayukti malit ikang sabda manohara, nahan dayanta rumaksa ikang wisaya mijil sakeng ilat.

Panindriya, nga, tangan, wisayania anepak, anampial, anudingi, makadi amet rasa ulanjar ring alas, ring kubuan, ring pangason, ring paturuan, kang nista madiamutama, ikang danda tinibaken ring wang, angalap ikang stri larangan, danda pati ika sasanania ; wruh pwa kita yan mangkana, lwir papa kabukti denta, nyata matangian prihen.

Padenriya, nga, suku, kawisayania andedel, akilusus angrantakaken, haywa kita mangkana, yan alungguh ring pasamuaning wang akweh, yan akesel pwa kita aren akodo-kodo pwa sukunia, jaming tambak aku, yoganam tan yogya tan kilusuha mahyunta sira, sapucapana ring jana kabeh, yata matangian sulaksana ya magilaha ta kita, nahan dayanta rumaksa ikang wisaya mijil sakeng suku. Paywindriya, nga, silit, wisayania mangentuti, mangising, haywa kita mangentuti ring pasamuaning wong kabeh, nguniweh kala sumewake sang guru, haywa ngising parek ing dalan, kambung dening lumaku amisuh ta ya, kaki, nini, bapa, babu, kapapasan daha samah padesana denta, yata nimitanta daridra dahat, tan pamangguh sekul saupang, garem sauku, pangupadrawani kaki lawan nini, yata temahania mahala sawala denta, tumimpalaken gela-gela awakta. Nahan dayanta rumaksa wisaya mijil sakeng silit.

8.b. dan kata-kata manis saja yang akan diucapkan. Demikianlah sepatutnya engkau menjaga keinginan yang keluar dari mulut.

Jihwendriya adalah lidah, fungsinya untuk merasakan yang enak dan yang tidak enak. Engkau akan senang jika makan makanan yang enak, itu sebabnya tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak enak, berpikir yang tidak menyenangkan.

Janganlah engkau berprilaku “makaladesa” lihatlah Sanghyang Trikayaparisudha, dan apabila engkau ingat pada nasehatku, maka akan sirnalah kata-kata yang tidak baik itu, sebaliknya akan keluarlah kata-kata lembut lagi manis. Demikianlah hendaknya engkau menjaga keinginan yang keluar dari lidah.

Panindriya adalah tangan, fungsinya menepuk, menepis, menuding, juga untuk membelai perempuan dijalan, dihutan, dikebun, dipesanggrahan, ditempat tidur, baik (perempuan) rendahan, sedang maupun yang utama. Denda yang dikenakan terhadap orang yang mengambil perempuan yang sudah bersuami adalah hukuman mati sebagai ganjarannya. Maka tahulah engkau jika demikian, engkau ibarat menikmati penderitaan, karena itu upayakanlah (sanghyang trikayaparisudha). Padendriya adalah kaki, fungsinya untuk menerjang, akilusu angratakaken. Janganlah engkau demikian, jika duduk dalam kumpulan orang banyak. Bila dalam keadaan tidak enak (kakimu) lalu engkau hendak meluruskan kaki karena terasa kaku dan engkau merasa tidak enak bila merubah posisi kaki, (bila engkau hendak merubah posisi kaki) maka sebaiknya engkau menyampaikan kepada semua orang (yang ada disekitarnya) sebagai suatu perbuatan yang sangat baik. (hal ini perlu) untuk menjaga keinginan yang datang dari kaki. Paywindriya adalah anus, fungsinya untuk pletus, buang air besar. Janganlah engkau pletus ditempat berkumpulnya orang banyak,apalagi pada saat mendapat pelajaran dari sang guru. Jangan buang air besar didekat jalan, bila tercium oleh orang yang lewat maka akan memakilah ia, maka kakek, nenek, ayah, ibu, akan menjadi kesakitan oleh perbuatanmu itu. Itulah yang akan menjadikan engkau teramat miskin, sebiji nasi dan sebutir garampun akan sulit didapatkan karena (akibat) kutukan kakek dan nenek (mu). Karenanya upayakanlah pengendalian keinginan yang datangnya dari anus.



9.b. Pastendriya, nga., baga - purus, wisayania angeyehi, amelecing, angalap

laranganing ararangan, nguniweh tan pajana sira kabeh, nahan dayanta rumaksa wisaya mijilssakeng purus-baga.

Wikindriya, nga., kulit, wisayania anandang, anganggo, alembut lawan akasap, sinandang kadi enak, alembut stri ayu, apanas lawan matis, suka yan angrasa lembut, sanget duka yan angrasa akasap matis, metu sabda tan abecik, karanga, makambekta ambek moha, makangulahta makala desa, wetning hyunta asing alembut, mangapanes lawan atis, haywa kita mangkana, tolihen ta sanghyang trikaparisudha. Yan kitatutur ri pawekas mami malit ikang manah,sambega ring ujar amanis, nahan dayanta rumaksa ikang wisaya mijil sakeng kulit.

9.b. Pastendriya adalah venis dan vagina, fungsinya untuk kencing, amelecing, mengambil perempuan lain, apalagi tanpa sepengetahuan orang banyak. Demikianlah sepatutnya kaum usahakan pengendalian keinginan yang datangnya dari venis dan vagina.

Wakindriya adalah kulit, fungsinya untuk menggunakan pakaian yang kasar atau yang halus. (yang halus) enak digunakan, lembut seperti wanita cantik, panas dan dingin.

Senang bila bila merasakan yang kasar dan dingin, akan menyebabkan keluar kata-kata yang tidak enak didengar, sebagai akibat ketamakan pikiranmu. Itu sebabnya engkau berpikir “makaladesa”, ini disebabkan oleh karena pikiranmu selalu terpaut pada setiap yang lembut, panas dan dingin.

Hendaknya engkau jangan demikian. Lihatlah Sanghyang Trikayaparisudha, dan apabila engkau teringat pada nasehatku maka akan kecillah pikiranmu yang seperti itu, sehingga menjadi teringat pada kata-kata yang manis.

Demikianlah sepatutnya engkau menjaga keinginan yang timbul dari kulit.



Disalin ke huruf Latin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh: Shri Danu Dharma Patapan, Tilem Kadasa, 24 April 2009




=======
"Your Hand On Works But Your Heart On God "
=======

No comments:

Post a Comment