Monday, November 2, 2009

Jnana Punya 5

Mabuk.. Tembok penghalang kesuksesan..

Mari kita lanjutkan kisah Pandita yang sedang memberikan penjelasan pada para muridnya tentang Enam Tembok Penghalang Kesuksesan.

Di lembah Toya Mantra tempat dimana pesraman sang Pandita berdiri megah yang dikelilingi oleh bukit-bukit hijau, bukit kapasjawa, bukit bibun, bukit timbul, tampak Sang Pandita duduk di depan murid-muridnya, mereka berbincang-bincang akrab seperti seorang ayah dengan anak-anaknya, sesekali mereka tampak bercanda ria bagai seorang sahabat karib.

Guru yang satu ini memang sangat berbeda, Beliau tidak pernah menempatkan dirinya diatas para murid-muridnya, Beliau total lebur dengan siapapun yang hadir bertamu. Kesederhanaan, keceriaan, dan kelembutannya sangat menarik perhatian siapapun yang sempat bertamu ke pesramannya. Mungkin ini adalah merupakan kristalisasi dari dalamnya pengetahuan spiritual dan sekuler yang beliau miliki. Teori dan praktis yang diajarkan, telah Beliau alami sendiri dimasa Brahmacari ( masa belajar), Grehasta (masa berkeluarga), Vanaprasta (masa pension dan mengasingkan diri belajar ilmu spiritual) dan Biksuka (menjadi pandita, mengabdi pada umat manusia)

Seorang murid berdiri, sambil mencakupkan kedua tangannya mengucapkan salam pangenjali; “Om Swastyastu (Ya Tuhan semoga semua mahluk berbahagia dan sejahtera), Guru… penjelasan guru sungguh membuat hamba semakin penasaran, ternyata ada banyak hal selama ini yang hamba anggap remeh malah memberikan dampak yang significan pada pencapaian kesuksesan kita hidup di dunia ini. Mohon sudikiranya guru menjelaskan tembok selanjutnya..”

“Anakku seperti yang sering kita bahas dalam setiap perjuampaan kita, tujuan manusia hidup adalah sukses di dunia dan di akhirat, atau kebahagiaan hidup di dunia disebut jagad hitha (Jagad : bumi/dunia, Hitha : kebahagiaan) dan terlepasnya dari ikatan reinkarnasi/punarbawa (moksha), yang sering disebut pula suka tan pa wali duka kebahagiaan yang tidak diikuti duka/ kebahagiaan yang tidak pernah berakhir.

Untuk bisa sukses di akhirat, kita harus sukses di dunia dulu. Untuk bisa sukses di dunia maka kita harus mampu menghacurkan setiap tembok yang menghadang. Empat tembok sebelumnya (Keinginan, Kemarahan, Lobha, Kebingungan) telah kita bahas bersama, tembok ke lima adalah : Mabuk (Madha)

Mabuk mengandung banyak arti diantaranya: berbuat di luar kesadaran, tergila-gila, lupa diri. Orang yang dikuasi oleh mabuk, berbuat di luar kesadaran atau lepas control, sehingga tidak bisa mengontrol dirinya, tidak mampu mengarahkan dirinya untuk melakukan kebaikan, tidak bisa memilah mana yang berguna, mana yang tepat, mana yang pantas, mana yang tidak patut, mana yang sewajarnya mana yang berlebihan, tidak bisa memilih dengan baik. Akibatnya tidak bisa mengambil keputusan yang tepat guna.

Sebagai contoh orang yang mabuk karena minuman keras, sering kali ngoceh tidak karuan, bahkan sering kali rahasia dapurnya diceritakan dimuka umum. Orang mabuk tidak bisa mengontrol emosinya sehingga sering menimbulkan pertikaian, bukan hanya pertikaian mulut namun juga baku hantam yang tidak jarang memakan korban jiwa.
Oleh karena itulah maka semua agama melarang untuk minum-minuman keras apalagi sampai memabukkan. Minuman keras adalah minuman para butha kala, minuman keras adalah tergolong tamasika, yang kalo diminum akan menghasilkan kekuatan tamas dalam diri manusia yaitu; kekuatan malas, bodoh, syaraf-syarat jadi lemah sehingga proses pengiriman dan perekaman informasi menjadi lamban.

Ada banyak penyebab mabuk seperti:
1. minuman keras(minuman beralkhohol) /obat-obatan dan makanan yang mengandung alkhohol (Sura),
2. mabuk karena wajah yang rupawan/Surupa (tampan/cantik),
3. mabuk karena Dhana (Kekayaan),
4. mabuk karena kepandaian (Guna),
5. mabuk karena usia muda (Yohana),
6. mabuk karena keturunan ( Kulina ),
7. mabuk karena kemenangan (Kasuran)

Nanti akan Bapa jelaskan satu persatu bahaya dari 7 penyebab kemabukan ini, yang sering dikenal juga dengan nama Sapta Timira.

Orang yang mabuk karena kesenangan misalnya berolah raga/nonton tv/ main game/, sampai melupakan anak dan istri, melupakan kewajiban spiritual sembahyang, sholat atau puasa, melupakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa/siswa untuk belajar mempersiapkan diri untuk menempuh ujian esok hari. Melupakan kewajiban sebagai karyawan, ini akan merugikan kalian dalam pencapaian kesuksesan di dunia ini apalagi di akhirat”.

“Guru mohon dijelaskan lebih detail apa dampak dari mabuk ini bagi kehidupan manusia dan bagaimana cara untuk mengatasi dan menghilangkan mabuk ini”

Sambil tersenyum lembut sang Guru melangkah pelan mendekati sang murid yang bertanya, Beliu hening sejenak, sambil menarik nafas dalam Sang guru mengelus janggutnya yang panjang berwarna putih..

“Anakku orang yang dikuasai oleh mabuk tidak disukai di dalam keluarga, di dalam masyarakat, ataupun di tempat kerja. Oleh karenanya taklukkanlah sifat mabuk ini. Kita adalah manusia yang dikaruniai kelebihan oleh Tuhan berupa akal dan pikiran, kemampuan untuk melakukan perubahan, kemampuan untuk meningkatkan diri, seperti diwejangkan oleh Bhagavan Wararuci:
Manusah sarvabhutesu
vartate vai cubhacubhe,
achubhesu samavistam
cubhesveva vakaravet.
Dari Demikian banyaknya mahluk yang hidup, yang dilahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat melakukan perbuatan baik buruk itu; adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan yang baik juga manfaatnya jadi manusia.
Oleh karenanya anakku, mulai detik ini mari kita rubah segala yang buruk dalam diri kita menuju pada kebaikan, termasuk mabuk ini harus kita kuasai dan hilangkan dengan:

1. Menyadari bahwa minuman keras/obat-obatan, adalah sesuatu yang mengakibatkan kerugian karena dia akan menghasilkan guna tamas, melemahkan syaraf-syaraf, memproduksi kemalasan dan kebodohan oleh karenanya dilarang oleh semua agama
2. Menjauhi minuman keras dan sejenisnya.
3. Menyadari bahwa kekayaan, kerupawanan,keturunan, kepandaian, kemenangan dan keremajaan adalah sesuatu yang tidak tetap, semua akan berubah. Semua itu dikaruniakan Tuhan pada manusia agar manusia bisa lebih banyak berbuat baik, beryadnya/bersedekah, untuk membantu mereka yang membutuhkan, untuk membangun generasi yang mandiri, bukan untuk disombongkan.
4. Memanfaatkan kelebihan berupa kekayaan, kepandaian, kerupawanan, kemenangan dan keremajaan untuk memajukan diri, untuk memberikan pelayanan lebih pada mahluk lain, pada alam samesta ini.
5. Menyadari bahwa mabuk adalah tidak baik, jadi hindarilah mabuk ini.
6. Mulailah dari diri sendiri untuk mampu mengarahkan mabuk ini, atau menghilangkan mabuk ini.
7. Mabuk adalah merupakan guna tamas, bisa dikalahkan dengan guna rajas dan guna rajas bisa dikalahkan dengan guna satwam, jadi perbanyaklah aktivitas untuk meningkatkan guna satwam (kebaikan) dengan:
- Bersembahyang dan meditasi teratur
- Puasa dan Brata
- Sewa/Pelayanan
- Yadnya/Sedekah baik berupa ilmu, harta, ide maupun berupa jasa/pelayanan

8. Menyadari bahwa waktu dan pikiran kita bukanlah hanya untuk kita pribadi, tapi juga buat keluarga, buat masyarakat dan buat lingkungan alam dimana kita berada, sehingga kita selalu dapat membagi waktu dengan arif dan bijak, agarkepentingan pribadi, kepentingan keluarga, kepentingan perusahaan dimana bekerja dan kepentingan Negara bisa bersinergi.

“Ragadi musuh maparo ri hati ya tonggwanya tan wadoh ring awak”
Yang artinya :
“Raga (Nafsu) adalah musuh utama, tidak jauh dari badan, dihati tempatnya.”

Kembali lagi Bapa ingatkan bahwa keenam tembok itu ada di dalam diri, yang datang setiap saat, tanpa mengenal waktu, tempat dan keadaan. Waspadalah selalu anakku. Bentengi diri Ananda dengan pengendalian diri yang kuat dengan kesadaran yang tinggi dan dengan praktis yang benar. Jangan malas, jangan menunda-nunda waktu, segala yang baik yang mungkin dilakukan hari ini. Lakukan, karena sang waktu tidak akan bisa berputar balik. Tidak ada kata terlambat dalam berbuat baik.

Made Mariana
Ruwais – Abu Dhabi, 30 October 2009

No comments:

Post a Comment