Monday, October 19, 2009

Jnana Punya

Dibawah ini titiang postingkan, jnana punya (coret-coretan titiang) yang titiang buat berseri (1-6) terinspirasi oleh ajaran Sadripu.

Enam Tembok Penghalang Kesuksesan Bag 1

Tembok 1: Keinginan yang tak terkendali

Seperti biasa pagi itu setelah melakukan meditasi bersama, Sang Pandita berkumpul di Bale Gede yang terbuat dari kayu berukir indah sekali, ornamen ukiran yang dihiasi dengan motif bunga-bunga yang sedang mekar, berpadu dengan motif dedaunan yang dikombinasikan dengan warna-warna alami. Disetiap pilar tampak ukiran tumbuhan rambat dimana beberapa burung bertengger mesra bersama kawan-kawannya,tampak sangat sedap dipandang mata.

Sang Wiku tampak asik berdiskusi dengan para muridnya, Kali ini mereka mendiskusikan enam tembok penghalang kesuksesan, Sang Wiku dengan serius menjelaskan secara garis besar ada enam anugrah Tuhan dalam diri manusia yang tidak bisa dihindari, mereka bermanfaat bagi kehidupan manusia bila mampu mengendalikannya ke arah yang benar, apalagi bisa melenyapkannya. Namun bila mana keenam anugrah Tuhan itu tidak mampu dikendalikan maka mereka akan menjadi tembok-tembok yang sangat kokoh mengalangi laju kehidupan kita. Keenam anugrah itu adalah:

1. Keinginan (Kama)
2. Loba (Serakah)
3. Marah (Krodha)
4. Bingung (Moha)
5. Mabuk (Madha)
6. Irihati (Matsaria)

Tampak para murid sangat antusias dengan penjelasan Sang Pandita, beberapa diantara mereka terutama yang masih berusia muda, tampak ragu dengan penjelasan Sang Pandita, mereka tampak kasak-kusuk di sudut paling. Saking asiknya mereka kasak-kusuk sampai-sampai mereka tidak sadar kalo sang Wiku datang menghampirinya. Dengan senyumnya yang khas lembut dan penuh kasih membuat tenang siapapun yang melihatnya, Sang Pandita melangkah mendekati mereka sambil berkata: “Anakku, apalabila menemukan keraguan janganlah didiamkan, adakah perkataan Bapa yang tidak Ananda pahami, atau mungkin Bapa menyampaikannya kurang jelas..?

Para pemuda yang sedari tadi kasak-kusuk kaget dengan sapaan lembut dari Sang Wiku. Mereka tampak kebingungan, saling pandang dan tak sepatah katapun terdengar, bibir mereka seakan terkunci rapat entah karena apa. Ternyata salah satu dari mereka yang paling muda memberanikan diri bertanya: “Guru, hamba masih tidak mengerti kenapa Enam anugrah itu bisa menjadi tembok-tembok penghalang kesuksesan bila tidak dikendalikan dengan baik, mohon diuraikan lebih detail…?”

“Baiklah kalo begitu… mari kita mulai dari yang pertama yaitu: Keinginan. Keinginan bila tidak terpenuhi akan menimbulkan kedukaan, kedukaan akan menguras energi kadang kedukaan juga mengkonsumsi waktu kita tanpa kita sadari, membawa diri dari kondisi kedukaan kepada kondisi normal pun butuh waktu energi dan sumber daya yang lainnya.

Keinginan yang terpenuhi akan memberikan kegembiraan, namun keinginan ini bila tidak terkendali akan bertambah banyak dengan cepat sekali bahkan sampai pada jumlah tak terbatas (unlimited), sementara kenyataan dalam hidup ini sumber daya (resources) yang dimiliki manusia itu terbatas”

“Guru.. bagaimana caranya mengendalikan keinginan itu…? Bagaimana proses terbentuknya keinginan…?” Tanya pemuda yang lainnya.

“Anakku untuk bisa mengendalikan keinginan kita harus bisa mengetahui proses terbentuknya keinginan…Keinginan terbentuk karena adanya kontak dari Panca Indra dengan alam samesta beserta isinya. Mata melihat model-model baju yang indah maka timbullah keinginan untuk memilikinya. Kulit menyentuh kain yang lembut muncullah keinginan untuk memilikinya. Lidah mengecap makanan yang lezat timbul keinginan untuk memakannya. Telinga mendengarkan lagu-lagu yang merdu dan harmonis menimbulkan keinginan untuk membeli sound system/stereo. Hidung mencium wangi parfum buatan Itally, tumbuh keinginan untuk membeli parfum.

Kontak panca indra dengan alam material ini membangkitkan keinginan dalam diri kita. Dengan mengendalikan panca indra maka kita bisa mengurangi keinginan sedikit-demi sedikit bertahap hingga nanti kita bisa benar-benar menguasai keinginan itu.

Keinginan juga sesungguhnya yang membuat manusia aktif bergerak untuk maju, karena sumber daya manusia terbatas maka untuk meraih sukses (keinginannya terpenuhi) maka kita harus bisa menyaring mana keinginan yang benar-benar bermanfaat buat kemajuan kita, bermanfaat buat keluarga kita, bermanfaat buat alam samesta ini.

Keinginan yang benar-benar memberi manfaat itulah menjadi sebuah kebutuhan, makanya jangan heran bila beberapa akhli management keuangan menyarankan kita harus bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan, maksudnya adalah diantara banyak keinginan-keinginan yang ada saringlah terlebih dahulu mana yang benar-benar memberi manfaat buat kehidupan, kemajuan dan kelestarian kita, setelah itu penuhilah keinginan itu.

Pada akhirnya sumber daya yang terbatas itu akan bisa digunakan secara optimum untuk mencapai keinginan yang bermanfaat inilah disebut dengan sukses”. Jadi bila Ananda tidak mampu mengendalikan keinginan maka Ananda akan menjadi budak dari keinginan itu, dengan sumber daya terbatas tentu tidak semua keinginan akan terpenuhi.

Sebagai contoh: Punya tabungan sedikit pingin bisa lulus kuliah, pingin punya mobil bagus, pingin pake perhiasan mahal…Jadi kuliahnya macet ditengah jalan, jadilah kita berduka terus…Tidak terpenuhinya keinginan ini disebut dengan tidak sukses..Keinginan yang tak terkendali adalah Tembok yang pertama…

“Prajahaati yadaa kaamaan sarwaan paartha mano-gataan,

Atmany ewaatmanaa tustah sthita-prajnas tadocyate” Gita II-55

Artinya:

Bilamana seseorang telah dapat menyingkirkan segala keinginannya, wahai Partha (Arjuna), dan manakala jiwanya telah merasa terpuaskan pada dirinya sendiri, maka mereka itulah yang disebut sebagai orang yang kecerdasannya stabil

(bersambung.. Tembok Ke-2 Kemarahan/Krodha)

Ruwais, 14 Oktober 2009, Budha Kliwon Dungulan

Made Mariana.

http://singaraja.wordpress.com

No comments:

Post a Comment