Sunday, October 25, 2009

Jnana Punya 4

Enam Tembok Penghalang Kesuksesan Bag 4

Tembok 4: Moha/Bingung yang tak terkendali

“Guru, tadi pagi guru telah menjelaskan pada kami tembok yang ke:3 yaitu Lobha yang tak terkendali. Ternyata banyak sekali penyakit masyarakat yang bisa tumbuh subur dengan tidak terkendalinya lobha/serakah itu. Kolusi, nepotisme, korupsi, lintah darat, adalah beberapa model produknya yang menyengsarakan rakyat banyak. Serakah yang tak terkendali ini pada akhirnya akan menuju pada himsa karma dalam bentuk yang halus.

Hamba jadi semakin penasaran dengan keenam tembok ini, sudilah kiranya guru menjelaskan pada kami tembok selanjutnya”

“Anakku, tembok berikutnya adalah Moha/Bingung. Bingung adalah hilang akal (tidak tahu yang harus dilakukan), Bingung juga berarti kekacauan hati (pikiran). Bingung disebabkan oleh adanya Avidya = ketidaktahuan, tidak tahu mana yang baik, mana yang tidak baik. Tidak tahu mana yang paling baik diantara yang baik. Tidak tahu mana yang terbaik diantara alternatip terburuk yang ada. Tidak tahu mana yang patut dan mana yang tidak patut. Tidak tahu mana Agama mana yang bukan Agama. Tidak tahu arah, mana Utara, Selatan, Barat dan Timur.

Kebingungan dapat membuat pikiran menjadi gelap. Saat pikiran gelap, saat tidak tahu arah, saat tidak tahu mana yang baik dan yang buruk maka tentu akan sangat sulit bagi kita untuk mengambil suatu keputusan. Apalagi keputusan itu akan berpengaruh pada kehidupan kita di planet bumi ini. Jangan sekali-kali Ananda memaksakan diri untuk mengambil keputusan saat sedang bingung. Lenyapkanlah dulu kebingungan Ananda dengan Vidya (pengetahuan).

Orang bingung tidak bisa berkonsentrasi sehingga tidak mampu menghasilkan output yang optimal. Karena kebuntuan otak tidak bisa berfikir, kecerdasan jadi hilang, orang tidak tahu arah, orang tidak tahu mana yang berguna, mana yang tidak berguna. Kebingungan menghambat pencapaian kesuksesan Ananda.

“Guru, mohon sudikiranya memberikan contoh yang lebih detail sehingga hamba tidak mengalami kebingunan oleh Moha/kebingungan ini”

Contoh: Dalam memilih jurusan/program studi yang digeluti, memilih universitas dari deretan universitas yang bagus yang mana Ananda telah lulus test ujian masuk, memilih deretan pekerjaan yang ditawarkan dengan berbagai paket benefit dan allowance yang semuanya menawarkan paket yang menggiurkan. Memilih pendamping hidup. Memilih rumah atau tempat tinggal. Bilamana tidak tersedia cukup data baik tentang kebutuhan dan cita-cita Ananda maupun data tentang apa yang ananda akan pilih, maka sangat sulit mengambil sebuah keputusan.

Oleh karenanya, hanya dengan pengetahuanlah kebingungan bisa dilenyapkan, pengetahuan tentang apa bingung itu, bagaimana proses terbentuknya bingung, bagaimana mengatasi kebingungan, selanjutnya Ananda bisa menyiapkan strategi untuk mengatasinya. Pengetahuan adalah ibarat perahu yang akan mengantarkan ananda menyebarang dari satu tujuan ke tujuan berikutnya.

Sekali lagi Bapa ingatkan Moha/Bingung bila tidak dikendalikan akan menguras energi dan waktu dan sumberdaya. Bingung adalah sebuah pertanda baik dari proses pembelajaran sedang berjalan. Bingung bisa dihilangkan dengan mendapatkan pengetahuan melalui membaca, bertanya, berdiskusi, riset/penelitian, melalui mulat sarira/instropeksi diri, dengan bermeditasi atau berdoa.

Proses mendapatkan informasi ini akan memberikan kita banyak pelajaran, Ananda akan dapat banyak kenalan, berkenalan dengan diri Ananda sendiri, mengenal diri lebih dalam, apa cita-cita atau rencana hidup kedepan, apa kemampuan dan kelemahan yang ananda miliki. Berkenalan dengan banyak orang, dengan berbagai macam keunikannya, berkenalan dengan alam sekitarnya.

Jadi bersyukurlah dengan adanya kebingungan, jangan menjadi panic apalagi menyerah,“Never Give-Up”.

Krodhad bhawati sammodah sammohat smrti-wibhramah
Smrti-bhramsad buddhi-naso buddhi-nasat pranasyati

(Dari kemarahan timbullah kebingungan, dari kebingungan hilangnya ingatan dan dari hilangnya ingatan kecerdasan terhancurkan. Dari hancurnya kecerdasan membawanya pada kemusnahan). Gita II-63


(bersambung…. Tembok ke:5 Mada/Mabuk yang tak terkendali)

Ruwais, 24 Oktober 2009, Saniscara, Kliwon,Kuningan
Made M.

No comments:

Post a Comment