PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA
Sekretariat : Pura “ADITYA JAYA” Jl. Daksinapati No.10 Rawamangun
Jakarta Timur
Tlp : (021) 7098 3858, 5603514, 5648954 Fax : (021) 546 3811
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : Skep/ 001/PSN-P/ I /2010
Tentang
PANITIA MUSYAWARAH NASIONAL I PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA
PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA (PSN) PUSAT
Menimbang :
1. Program Kerja dan Program Anggaran Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN ) Pusat Tahun Anggaran 2010.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( AD/ART ) Pinandita Sanggaraha Nusantara (PSN) Pusat. (Bab.V Pasal 15 ayat 1 (a) dan Bab. VIII Pasal 33 ayat 1) tentang Rapat-Rapat.
3. Bahwa untuk melaksanakan tujuan tersebut perlu dibentuk Panitia yang meliputi unsur-unsur Pengurus Pinandita Sanggraha Nusantara baik Pusat maupun Daerah (Korwil).
Mengingat :
1. Penyempurnaan dan penataan struktur organisasi Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat dan Daerah (Korwil dan Korda).
2. Visi dan Misi Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN).
3. Program kerja jangka panjang dan jangka pendek Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN).
4. Pedoman-pedoman dasar pelaksanaan upacara dan upakara bagi Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN).
Memperhatikan : Hasil pertemuan para Pengurus Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) pada tanggal 5 Desember 2009 di Pura Amertha Jati” Cinere tentang pembentukan Panitia MUNAS I Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN).
M E M U T U S K A N
Menetapkan : PEMBENTUKAN PANITIA MUNAS I PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA (PSN) TAHUN 2010.
Pertama : Membentuk Panitia MUNAS I Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat dengan susunan Panitia sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
Kedua : Tugas Panitia adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan MUNAS I Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat di Jakarta.
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan MUNAS I Pinandita Sangraha Nusantara (PSN) Pusat secara baik, tertib dan lancar.
c. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada Pengurus Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat.
Ketiga : Pembiayaan kegiatan-kegiatan tersebut, diserahkan sepenuhnya kepada pihak Panitia untuk menggalinya dari sumber-sumber yang tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang ada serta norma-norma Agama.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan sampai dengan diselesaikannya kegiatan dengan ketentuan akan diadakan perbaikan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan.
Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tanggal : 9 Januari 2010.
PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA (PSN)
ttd
Jro Mgk Ir, IGM SUYADNYA M.Sc. S.Ag
Ketua Umum
Jro Mgk P ASTONO CHANDRA DANA,SE,MM
Sekretaris Umum
Tembusan :
1. Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
2. Dirjen Bimas Hindu Dep. Agama RI.
3. Bimas Hindu Kanwil Dep. Agama Prov. DKI Jakarta.
4. Bimas Hindu Kanwil Dep. Agama Prov. Banten.
5. Bimas Hindu Kanwil Dep. Agama Prov. Jawa Barat.
6. Parisada Hindu Dharma Indonesia Prov. DKI Jakarta,
7. Parisada Hindu Dharma Indonesia Prov, Banten.
8. Parisada Hindu Dharma Indonesia Prov, Jawa Barat.
9. Ketua Suka Duka Hindu Dharma DKI Jakarta.
10. Ketua Suka Duka Hindu Dharma Banten.
11. Ketua Suka Duka Hindu Dharma Jawa Barat.
12. Yang bersangkutan untuk dilaksanakan.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN PENGURUS PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA (PSN) PUSAT
NOMOR : SKEP/ 001/PSN-P/ I / 2010
TENTANG
SUSUNAN PANITIA MUNAS I PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA (PSN) PUSAT TAHUN 2010
I. PELINDUNG.
1. PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT.
2. DIRJEN BIMAS HINDU DEPARTEMEN AGAMA RI.
3. KEPALA PERWAKILAN PEMDA BALI
4. PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PROV. DKI JAKARTA.
5. PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PROV. BANTEN.
6. PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PROV. JAWA BARAT.
7. BIMAS HINDU KANWIL DEP. AGAMA PROV. DKI JAKARTA.
8. BIMAS HINDU KANWIL DEP. AGAMA PROV. BANTEN.
9. BIMAS HINDU KANWIL DEP. AGAMA PROV. JAWA BARAT.
II. PENASEHAT.
1. PROF. DR. IB. YUDA TRIGUNA, MSi
2. DR. GDE MADE ERATA.
3. DRS. ERLANGGA MANTIK
4. DRS. GOWINDA SAMY
5. PROF. DR. IR. I MADE KARTIKA.
6. MARSEKAL MADYA TNI (PUR) GEDE SUDANA
7. MARSEKAL PERTAMA TNI (PUR) PUTU SULATRA.
8. BRIGJEN TNI I NYOMAN WANGSAWAN
9. BRIGJEN TNI I GEDE SUMERTHA
10. BRIGJEN TNI NGAKAN GEDE SUGIHARTA
11. BRIGJEN TNI I MADE WISNU BAWA TENAYA
12. KOLONEL INF. (PUR) I KETUT BANTAS S.Ag.
13. KOLONEL INF. (PUR) I NENGAH DANA S.Ag.
14. KOLONEL INF. (PUR) WAGIO S, S.Ag
15. KOLONEL INF. I WAYAN SEMADI SE.MM.
16. KOLONEL CAJ. I KETUT SUKIRTA.
17. I KETUT LANCAR ,SE, MSi.
18. I GDE JAMAN S.Ag. Msi.
19. DRS. I MADE DWIANA.
20. DRS. I WAYAN SUPATRA.
21. WAYAN WINDHA WINAWAN S.Ag.
22. DRS. A.A. ANOM SUARTHA.
III. PANITIA PENGARAH.
1. JM. MADE SUTRISNA S.Ag. M.A.
2. JM. P. ASTONO CHANDRA DANA, SE.MM.
3. JM. DRS. I MADE SUJANA M.Pd.
4. JM. I MADE SUDIADA.
5. JM. I WAYAN SUDHARMA S.Ag.
6. JM. WAYAN RAJIN.
7. JM. NYOMAN SUSILA, S.Ag.MSi
IV. PANITIA PELAKSANA.
PANITIA INTI
KETUA UMUM : JM. DEWA PUTU SURADANA, SE, MM
KETUA I : JM. MAYOR AU DRS. I KETUT YANSEN
KETUA II : JM. MADE SUTRISNA, S.Ag, MA.
SEKRETARIS UMUM : JM. WAYAN RAJIN
SEKRETARIS I : JM. NYOMAN CAKRAYASA, SE
SEKRETARIS II : A.A. OKA MANTARA
BENDAHA UMUM : JM. ISTRI MADE PUDJI ASTUTI
BENDAHARA I : JM. ISTRI ARINI SUYASA
BENDAHARA II : WAYAN WARTINIASIH SUGITA, S.Ag.
SEKSI – SEKSI.
SEKSI DANA :
KOORDINATOR JM. IR. WAYAN GDE BAWA
DRS. I KETUT SUGITA
DRS. I.B. DJAYAPATI
IR. MADE SUDARTHA, MBA
MADE SUWENDRA
DEWA PUTU NGURAH UTAMA
JM. GEDE SUPARTA PUTRA, SH
JM. DRS,. I WAYAN ARDANA
JM. DRS. I MADE WINARTA
JM. IDA BAGUS SASMIKA
SEKSI AKOMODASI/TRANSPORTASI :
KOORDINATOR LETKOL MAR (PUR) I KETUT TAMA
JM. WAYAN SABAR
JM. I GST. PUTU RINDI
JM. A.A. OKA SUKERTA
JM. GEDE WIDNYANA
JM. NYOMAN WINTA
JM. I DEWA PUTU SUARSA
SEKSI KEAMANAN :
KOORDINATOR JM. KOMBES POL (PUR) I KETUT JENAKA SUNATA, SH
JM. LETKOL CAJ. DRS. I DEWA PUTU JAPA
JM. MAYOR CAJ. I KETUT KENCANA
JM. KETUT BRATA YUDHA S.
SEKSI ACARA :
KOORDINATOR JM. DRS. I WAYAN BUDHA, MPd
JM. I NYOMAN SUWETA, S.Ag
JM. I NYOMAN SURA
I MADE SUARTIKA, MBA
SEKSI DOKUMENTASI/ :
PUBLIKASI
KOORDINATOR DR. A.A. KETUT DIATMIKA
PUTU SUARSANA
DRS. IB. ALIT WIRATMAJA
DEWA KETUT SURATNAYA, S.Ag
JM. PUTU BUDIARSANA
JM. WAYAN PINDHA ASMARA
JM. KETUT LODJI
SEKSI KONSUMSI :
KOORDINATOR I GUSTI AYU ALIT ARIYANI
JM ISTRI MADE SUMIATI JENAKA
JM ISTRI NYOMAN SUTIARI
JM ISTRI WAYAN NUDRIATI METRA
SEKSI PERLENGKAPAN :
KOORDINATOR JM. KOMANG KARTHA
JM. WAYAN LECIR
JM. KETUT SUBADRA
JM. OKA SUDIARSA
JM. WAYAN SEMARA
SEKSI KESEHATAN :
KOORDINATOR YAYASAN ABDI DHARMA JAGADHITA
(TIM DOKTER KESEHATAN)
SEKSI UPAKARA/UPACARA :
KOORDINATOR JM. KETUT NURJALA
JM. A.A. MUDITHA
JM. MADE MUDITHA
JM. DEWA NYOMAN SUARTA
JM. MADE PASEK
Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tangga l : 9 Januari 2010.
PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA (PSN)
ttd
Jro.Mgk. Ir, IGM SUYADNYA M.Sc. S.Ag
Ketua Umum
Jro.Mgk P ASTONO CHANDRA DANA,SE, MM
Sekretaris umum
Welcome
“Pinandita Sanggraha Nusantara”
sebagai wadah pemersatu
Para Pinandita/Pemangku/Wasi/Dukun
di seluruh Nusantara.
Kalender Bali
Profile
Basic Info
Religion & SpiritualtyContact Info
email:sanggrahanusantara@gmail.com office:Pinandita Sanggraha Nusantara "Pura ADITYA JAYA" Jl. Daksinapati No. 10 Rawamangun Jakarta Timur Telp:(+6221) 7098-3858, 770-3574, 546-3858 Fax:(+6221) 546-3811 Bank BRI Cab. Pancoran Jakarta Rekening Britama Nomer : 0390-01-001235-50-8 Bank Mandiri Cab. Jakarta KP Pertamina Rekening Giro Nomer : 119-0004754048 DONASI/PUNIA ANDA SANGAT BERARTI dan BERMANFAAT BAGI PENGEMBANGAN PINANDITA SANGGRAHA NUSANTARA |
Bagaimana blog PSN sekarang?
Monday, January 11, 2010
Wednesday, January 6, 2010
SIFAT-SIFAT TUHAN
Oleh : Jro Mangku Shri Dhanu
Tuhan Maha Esa, ribuan nama-Nya
Adalah menarik pada awal tulisan kami ketengahkan pendapat Svami Śivānanda dalam bukunya All About Hinduisme sebagai pula dikutip oleh I Made Titib dalam bukunya Ketuhanan Dalam Veda (1995: 62) yang menyatakan: Hinduisme sangatlah universal, bebas, toleran, dan luwes.
Inilah gambaran indah tentang Hinduisme. Seorang asing merasa terpesona keheranan apabila ia mendengar tentang sekta-sekta dan keyakinan yang berbeda-beda dalam Hinduisme; tetapi perbedaan-perbedaan itu sesungguhnya merupakan berbagai tipe pemikiran dan temperamen, sehingga menjadi bermacam-macam keyakinan pula. Hal ini adalah wajar. Hal ini merupakan ajaran yang utama dari Hinduisme; karena dalam Hinduisme tersedia tempat bagi semua tipe roh dari yang tertinggi sampai yang terendah, demi untuk pertumbuhan mereka.
Pernyataan ini jelas merangkum semua kemampuan umat-Nya untuk membayangkan Tuhan Yang Maha Esa. Bagi mereka yang tinggi pengetahuan rohaninya, Tuhan Yang Maha Esa digambarkan dalam pikirannya sebagai Impersonal God (tanpa wujud baik dalam pikiran maupun dalam kata-kata) sedang bagi yang pemahamannya sederhana, Tuhan Yang Maha Esa digambarkan sebagai Personal God, berperibadi dan dibayangkan sebagai wujud-wujud yang agung, maha kasih, maha besar dan sebagainya. Pada umumnya umat beragama menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang personal ini. Penggambaran dalam alam pikiran manusia umumnya sebagai yang serba mulia, suci, luhur agung dan tinggi, jauh di alam sana.
Demikian pula bila kita meneliti kitab suci Veda, maka Tuhan Yang Maha Esa umumnya digambarkan sebagai Tuhan Yang Berperibadi itu, walaupun penggambarannya itu tidak sejelas penggambaran kitab-kitab Itihāsa dan Purāṇa. Di dalam kitab suci Veda dinyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa disebut dengan berbagai nama oleh para maharesi Vipra) sebagai dinyatakan dalam mantram berikut:
"Indraṁ mitraṁ varunam agniṁ ahur atho divyaḥ sa suparṇo garutmān,
ekaṁ sadviprā bahudhā vadanti agniṁ yamaṁ matarisvānam ahuḥ".
Mereka menyebutnya dengan Indra, Mitra, Varuna dan Agni, Ia yang bersayap keemasan Garuda, Ia adalah Esa, Para maharesi (Vipra/orang bijaksana) memberi banyak nama, mereka menyebutnya Indra Yama, Matarisvān. (Ṛgveda I.64.46)
Di sini Tuhan Yang Maha Agung digambarkan sebagai kebenaran yang Maha Esa (ekaṁsad), Satu Kebenaran. Suparṇa artinya yang bersayap indah, simbol mistik dalam Veda untuk Tuhan Yang Maka Kuasa (A.C.Bose:1988:130).
Keesaan Tuhan Yang Maha Tunggal dijelaskan secara gamblang dalam mantram berikut:
"Tad eva agnis tad ādityas tad vāyus tad u candramāḥ, tad eva Śukraṁ tad
brahma ta' āpaḥ sa prajāpatiḥ"
Sesungguhnya Ia adalah Agni, Ia adalah Āditya, Ia adalah Vāyu, Ia adalah Candramā, Ia adalah Śukra, ia adalah Brahma, Ia adalah Āpaḥ, Ia yang Esa itu adalah Prajāpati. (Yajurveda XXXII.1)
"Agne bhūrīni tava jātavede deva svadhavo'mṛtasya nāma, yāśca māyā māyinaṁviśvaminva tve pūrviḥ sanndhuḥ pṛṣthabandho"
Banyak nama yang ditujukan kepada-Mu, Oh Agni! Tuhan Yang Maha Kekal Abadi, Tuhan Yang Maha suci, Jātaveda dan banyak keindahan dari yang indah, yang memberikan inspirasi kepada segalanya, Yang terbentang di dalam-Nya,Tuhan Yang Maha Esa dari pengiring yang sejati. (Ṛgveda III.20.3)
Di dalam kitab suci Bhagavadgītā juga dinyatakan tentang keagungan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai berikut:
"Vāyur yamo'gnir varuṇaḥ Śaśaṅkaḥ Prajāpati tvaṁ pra pītamahāś ca"-
Engkau adalah Vāyu dan Yama, Agni, Varuṇa dan dewi Śaśaṅka (rembulan),
Engkau adalah Prajāpati, pencipta alam semesta dan leluhur umat manusia. (Bhagavadgītā XI.39)
Tuhan Yang Maha Esa adalah kebenaran yang maha luhur, berikut dinyatakan keluhuran Yang Maha Esa (dalam wujud-Nya yang neutrum), menunjukkan bahwa sebelum ada sesuatu ciptaan, tidak ada nilai-nilai material :
"Nāsadāsīnn sadasīttadānīṁ nāsīd rājo no vyomā paro yat, kim avarīvaḥ kuha kasya sarma nnaṁbhaḥ kimasīd gahanaṁ gabhīram" (1).
"Na mṛtyurāsīd amṛtaṁ na tarhi na rātrya ahna āsīt praketaḥ, anīd avātaṁ svadhayā tadekam tasmāddhānyanna paraḥ kiṁca" (2).
Pada saat itu tidak ada kenyataan, ketidak nyataan, tidak ada udara, tidak ada langit. Apakah yang menutupi dan di manakah itu? Dan adakah perlindungan di sana, adalah di sana air yang sangat dalam dan tidak terbatas ?
Kematian belum muncul di sana,demikian pula keabadian, tidak ada tanda-tanda siang atau malam, Yang Maha Esa hidup tanpa nafas, yang menjadikan dirinya sendiri, seba- gian dari pada-Nya tidaklah diketahui apa sebenarnya. (Ṛgveda X.129.1-2)
Mantram Veda ini mengandung ajaran filsafat ketuhanan yang sangat tinggi. Hal ini pula menunjukkan bahwa alam pikiran umat manusia sangat terbatas, tidak dapat menjangkau yang maha besar dan maha tinggi itu.
Berikut dinyatakan bahwa semua dewa-dewa itu sesungguhnya adalah satu, Satu Dewata. Pada mantram-mantram kita jumpai pernyataan yang non simbolis tentang satunya dewa-dewa dalam Dewa yang satu, Aspek Tuhan Yang Maha Esa, yang sama:
"Tvamagna indro vṛsabhaḥ satāmasi tvaṁ viṣṇur urugāyo namsyaḥ, tvaṁ brahmā rayivid brāhmāṇaspate tvaṁ vidhartaḥ sacase purandhyā" (3).
"Tvam agne rājā varuṇo dhṛtavratas tvaṁ mitro bhavasi dasma idyaḥ, tvamaryamā satpatiryasya saṁbhjaṁ tvamaṁśo vidhate deva bhājayuḥ" (4).
"Tvam agne aditir deva dāsuṣe tvaṁ hotra bhāratī vardhase girā,
tvamilā Śatahimāsi dakṣase tvaṁ vṛtrā vasupate sarasvatī" (11).
Engkau adalah Agni, Indra, pahlawan dari semua pahlawan. Engkau adalah Viṣṇu, yang langkahnya agung yang hamba hamba puja. Engkau adalah Brāhmāṇaspati, Brahmā yang yang memiliki seluruh kekayaan, Engkau menyangga segala- yang hamba cintai dan memohon kebijaksanaan(3).
Engkau adalah Agni, Engkau adalah maharaja Varuṇa,pengu asa hukum yang sangat adil. Engkau adalah Mitra, Pekerja yang mengagumkan yang hamba puja. Engkau adalah Aryama Dewata para pahlawan yang menambahkan kekayaan kepada semua orang. Engkau Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud-Mu sebagai Aṁsa yang bebas dalam persidangan agung(4)
Ya Tuhan Yang Maha Esa,Engkau adalah Agni,Aditi,dewata yang menerima persembahan kami. Engkau adalah Hotra- Bhāratī,Paṇḍita Agung dan dewi Kebudayaan,Engklau adalah yang diagungkan oleh ribuan umat manusia di musim salju. Engkau adalah penganugrah kekayaan, pembunuh raksasa Vṛtra,dan Sarasvatī,dewi ilmu pengetahuan dan kebijakan(11). Ṛgveda II.1.3, 4,11
Dalam mantra-mantra di atas, dewa Agni diidentikkan dengan semua dewata yang lain, baik dewa maupun dewi. Ini menunjukkan bahwa semua dewa-dewa (devatā) adalah nama yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Suci, Yang Maha Tunggal.
Selanjutnya dapat kita jumpai mantra yang menjelaskan semua dewata itu adalah satu dan penjelasan ini tidak kontradiksi karena satu adalah segala-Nya dan segala-Nya adalah Yang Maha Esa. Berikut dipetikkan mantram yang menjelaskan hal itu:
"Ya eko asti daṁsanā mahān ugro abhi vrataiḥ"
Ia Yang Maha Esa, yang mengagumkan, agung dan kuat serta
mengendalikan hukum suci-Nya. (Ṛgveda VIII.1.27)
"Indra it somapā eka indrah sutapā viśvāyuḥ antar devān martyaṁśca"
Indra yang menikmati minuman persembahan, yang menikmati minuman Soma, yang menghidupkan segalanya baik yang di sorga maupun di maya
pada ini. ( Ṛgveda VIII.2.4)
"Ayam eka ityā caṣthevi viśpatiḥ tasyan ratāy anuyaś carāmasi"
Di sini Tuhan Yang Maha Esa, Rajanya umat manusia, yang terlihat membentang terus, jauh dan luas, untuk kesejahtraan hidupmu, ikutilah hukum-hukum-Nya. (Ṛgveda VIII.24.6)
Berikut semua dewata ada dan identik dengan Indra:
"Mahāttadevaḥ kavayaś cārunāma yaddhadevabhavātha viśve indre,
sakharbhubhiḥ puruhūta priyebhir imāṁ dhiyaṁ sātaye takṣtā naḥ"
Itulah Dia, Oh Para Mahaṛṣi! Engkau maha agung,semua dewata menyatu di dalam Indra. Oh Sahabat, kerap kali pujalah Dia. Engkau maha suci bersama dengan ṛbhu yang mengaransemennya, lagu pujian ini adalah untuk kesejahtraan kami. (Ṛgveda III.54.17)
Disebutkan pula dalam mantram yang hampir sama bahwa Yang Esa adalah segala-Nya, meresapi segalanya:
"Ejad druvapatyate viśvam ekaṁ caratpatatrivisunaṁ vijatam"
Esa dalam segalanya adalah māhāraja dari yang bergerak dan yang tidak bergerak, yang berjalan atau yang terbang dalam multi wujud ciptaan-Nya. (Ṛgveda III.54.8)
Esa dalam segala-Nya, Viśvam Ekam, menunjukkan tanpa jenis kelamin,netral, Maha suci yang meliputi segala esensi. Dengan demikian semua dewa ada dalam Yang Maha Esa, Yang Maha Esa dalam berbagai aspek atau penampakkan-Nya yang suci. Viśvadevaḥ (dewa-dewa yang beraneka) adalah Ekodevaḥ (Tuhan Yang Maha Esa) yang makna sama, Esa. Sesungguhnya Ia Yang Maha Esa adalah esensi segalanya (ekam).
Pernyataan yang sama juga dijelaskan dalam petikan mantram berikut:
"Mahād devānām asuratvam ekam"
Maha Esa dan Maha Agung adalah yang tunggal gemerlapan. (Ṛgveda III.55.1)
Berdasarkan kutipan mantram-mantram Veda di atas, jelaslah bagi kita bahwa Ketuhanan dalam Veda adalah Maha Esa. Kini timbul pertanyaan, mengapa dewa-dewa dalam Veda tidak begitu nampak perannnya baik dalam upācara pemujaan di India maupun di Bali.
Menurut informasi Dr. I Made Titib, hanya Sampradaya (perguruan agama) Arya Samaj saja yang memuja dewa-dewa dalam Veda melalui upācara Veda yang penting yakni Agni Hotra. Dewa-dewa Veda menurut pandangan Arya Samaj berdasarkan kutipan mantram-mantram Veda di atas, tidak lain adalah nama-nama atau aspek-aspek Tuhan Yang Maha Esa, pada intinya Ketuhanan dalam Veda adalah Monotheism.
Dewa-dewa yang sangat dominan dipuja dalam Veda adalah Agni, Indra, Vāyu dan Sūrya kemudian dalam perkembangannya, seperti dapat kita jumpai dalam kitab-kitab Purāṇa, dewa-dewa tersebut digantikan, diambil alih kedudukannya atau diidentikkan dengan dewa-dewa Tri Mūrti, yakni Agni diidentikkan dengan Brahma, Indra dan Vāyu diidentikkan dengan Viṣṇu dan Sūrya.
Ketiga dewa-dewa Tri Mūrti ini merupakan Udbhava-Nya atau manifestasi utama-Nya. Dewa-dewa Tri Mūrti ini yang menggantikan peranan dewa-dewa dalam Veda, sehingga dewa-dewa Veda itu tidak banyak lagi dipuja dalam perkembangan berikutnya. Dewa-dewa Tri Murti digambarkan sebagai Personal God (Tuhan Yang Berperibadi).
Brahma, sakti-Nya Saravatī, Viṣṇu, sakti-Nya Śrī dan Lakṣmī dan Śiva dengan Uma dan Parvatī. Masing-masing dewa-dewa Tri Mūrti ini turun untuk menyelamatkan umat manusia sebagai Awatara, di antaranya Brahma sebagai Baladeva, Viṣṇu sebagai Śrī Kṛṣṇa (dan Avatara-avatara lainnya), Siva sebagai Agastya dan lain-lain. Śiva dipuja dengan putra-putra-Nya seperti Gaṇeśa, Kala, Kumara, Skanda atau Subramaṇyam dan lain-lain.
Di dalam kitab-kitab Purāṇa dalam rangka memantapkan bhakti umat manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa, Manifestasi Utama-Nya, masing-masing Brahma disebut dengan ribuan nama-Nya (Brahma Sahasranāma), Viṣṇu dengan ribuan nama-Nya (Viṣṇu Sahasranāma), Śiva dengan ribuan nama-Nya (Śiva Sahasranāma). Durgā atau Lalitā dengan ribuan nama-Nya (Lalitā Sahasranāma) dan lain-lain. Nama-nama atau abhiseka-Nya, sesungguh merupakan sifat, sikap, karunia atau kasih-Nya yang diharapkan dan didambakan oleh setiap umat manusia.
Pemberian atau persembahan nama sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang maha luhur, memantapkan keimanan (Śraddhā) umat kepada-Nya.
Tuhan Maha Esa, ribuan nama-Nya
Adalah menarik pada awal tulisan kami ketengahkan pendapat Svami Śivānanda dalam bukunya All About Hinduisme sebagai pula dikutip oleh I Made Titib dalam bukunya Ketuhanan Dalam Veda (1995: 62) yang menyatakan: Hinduisme sangatlah universal, bebas, toleran, dan luwes.
Inilah gambaran indah tentang Hinduisme. Seorang asing merasa terpesona keheranan apabila ia mendengar tentang sekta-sekta dan keyakinan yang berbeda-beda dalam Hinduisme; tetapi perbedaan-perbedaan itu sesungguhnya merupakan berbagai tipe pemikiran dan temperamen, sehingga menjadi bermacam-macam keyakinan pula. Hal ini adalah wajar. Hal ini merupakan ajaran yang utama dari Hinduisme; karena dalam Hinduisme tersedia tempat bagi semua tipe roh dari yang tertinggi sampai yang terendah, demi untuk pertumbuhan mereka.
Pernyataan ini jelas merangkum semua kemampuan umat-Nya untuk membayangkan Tuhan Yang Maha Esa. Bagi mereka yang tinggi pengetahuan rohaninya, Tuhan Yang Maha Esa digambarkan dalam pikirannya sebagai Impersonal God (tanpa wujud baik dalam pikiran maupun dalam kata-kata) sedang bagi yang pemahamannya sederhana, Tuhan Yang Maha Esa digambarkan sebagai Personal God, berperibadi dan dibayangkan sebagai wujud-wujud yang agung, maha kasih, maha besar dan sebagainya. Pada umumnya umat beragama menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang personal ini. Penggambaran dalam alam pikiran manusia umumnya sebagai yang serba mulia, suci, luhur agung dan tinggi, jauh di alam sana.
Demikian pula bila kita meneliti kitab suci Veda, maka Tuhan Yang Maha Esa umumnya digambarkan sebagai Tuhan Yang Berperibadi itu, walaupun penggambarannya itu tidak sejelas penggambaran kitab-kitab Itihāsa dan Purāṇa. Di dalam kitab suci Veda dinyatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa disebut dengan berbagai nama oleh para maharesi Vipra) sebagai dinyatakan dalam mantram berikut:
"Indraṁ mitraṁ varunam agniṁ ahur atho divyaḥ sa suparṇo garutmān,
ekaṁ sadviprā bahudhā vadanti agniṁ yamaṁ matarisvānam ahuḥ".
Mereka menyebutnya dengan Indra, Mitra, Varuna dan Agni, Ia yang bersayap keemasan Garuda, Ia adalah Esa, Para maharesi (Vipra/orang bijaksana) memberi banyak nama, mereka menyebutnya Indra Yama, Matarisvān. (Ṛgveda I.64.46)
Di sini Tuhan Yang Maha Agung digambarkan sebagai kebenaran yang Maha Esa (ekaṁsad), Satu Kebenaran. Suparṇa artinya yang bersayap indah, simbol mistik dalam Veda untuk Tuhan Yang Maka Kuasa (A.C.Bose:1988:130).
Keesaan Tuhan Yang Maha Tunggal dijelaskan secara gamblang dalam mantram berikut:
"Tad eva agnis tad ādityas tad vāyus tad u candramāḥ, tad eva Śukraṁ tad
brahma ta' āpaḥ sa prajāpatiḥ"
Sesungguhnya Ia adalah Agni, Ia adalah Āditya, Ia adalah Vāyu, Ia adalah Candramā, Ia adalah Śukra, ia adalah Brahma, Ia adalah Āpaḥ, Ia yang Esa itu adalah Prajāpati. (Yajurveda XXXII.1)
"Agne bhūrīni tava jātavede deva svadhavo'mṛtasya nāma, yāśca māyā māyinaṁviśvaminva tve pūrviḥ sanndhuḥ pṛṣthabandho"
Banyak nama yang ditujukan kepada-Mu, Oh Agni! Tuhan Yang Maha Kekal Abadi, Tuhan Yang Maha suci, Jātaveda dan banyak keindahan dari yang indah, yang memberikan inspirasi kepada segalanya, Yang terbentang di dalam-Nya,Tuhan Yang Maha Esa dari pengiring yang sejati. (Ṛgveda III.20.3)
Di dalam kitab suci Bhagavadgītā juga dinyatakan tentang keagungan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai berikut:
"Vāyur yamo'gnir varuṇaḥ Śaśaṅkaḥ Prajāpati tvaṁ pra pītamahāś ca"-
Engkau adalah Vāyu dan Yama, Agni, Varuṇa dan dewi Śaśaṅka (rembulan),
Engkau adalah Prajāpati, pencipta alam semesta dan leluhur umat manusia. (Bhagavadgītā XI.39)
Tuhan Yang Maha Esa adalah kebenaran yang maha luhur, berikut dinyatakan keluhuran Yang Maha Esa (dalam wujud-Nya yang neutrum), menunjukkan bahwa sebelum ada sesuatu ciptaan, tidak ada nilai-nilai material :
"Nāsadāsīnn sadasīttadānīṁ nāsīd rājo no vyomā paro yat, kim avarīvaḥ kuha kasya sarma nnaṁbhaḥ kimasīd gahanaṁ gabhīram" (1).
"Na mṛtyurāsīd amṛtaṁ na tarhi na rātrya ahna āsīt praketaḥ, anīd avātaṁ svadhayā tadekam tasmāddhānyanna paraḥ kiṁca" (2).
Pada saat itu tidak ada kenyataan, ketidak nyataan, tidak ada udara, tidak ada langit. Apakah yang menutupi dan di manakah itu? Dan adakah perlindungan di sana, adalah di sana air yang sangat dalam dan tidak terbatas ?
Kematian belum muncul di sana,demikian pula keabadian, tidak ada tanda-tanda siang atau malam, Yang Maha Esa hidup tanpa nafas, yang menjadikan dirinya sendiri, seba- gian dari pada-Nya tidaklah diketahui apa sebenarnya. (Ṛgveda X.129.1-2)
Mantram Veda ini mengandung ajaran filsafat ketuhanan yang sangat tinggi. Hal ini pula menunjukkan bahwa alam pikiran umat manusia sangat terbatas, tidak dapat menjangkau yang maha besar dan maha tinggi itu.
Berikut dinyatakan bahwa semua dewa-dewa itu sesungguhnya adalah satu, Satu Dewata. Pada mantram-mantram kita jumpai pernyataan yang non simbolis tentang satunya dewa-dewa dalam Dewa yang satu, Aspek Tuhan Yang Maha Esa, yang sama:
"Tvamagna indro vṛsabhaḥ satāmasi tvaṁ viṣṇur urugāyo namsyaḥ, tvaṁ brahmā rayivid brāhmāṇaspate tvaṁ vidhartaḥ sacase purandhyā" (3).
"Tvam agne rājā varuṇo dhṛtavratas tvaṁ mitro bhavasi dasma idyaḥ, tvamaryamā satpatiryasya saṁbhjaṁ tvamaṁśo vidhate deva bhājayuḥ" (4).
"Tvam agne aditir deva dāsuṣe tvaṁ hotra bhāratī vardhase girā,
tvamilā Śatahimāsi dakṣase tvaṁ vṛtrā vasupate sarasvatī" (11).
Engkau adalah Agni, Indra, pahlawan dari semua pahlawan. Engkau adalah Viṣṇu, yang langkahnya agung yang hamba hamba puja. Engkau adalah Brāhmāṇaspati, Brahmā yang yang memiliki seluruh kekayaan, Engkau menyangga segala- yang hamba cintai dan memohon kebijaksanaan(3).
Engkau adalah Agni, Engkau adalah maharaja Varuṇa,pengu asa hukum yang sangat adil. Engkau adalah Mitra, Pekerja yang mengagumkan yang hamba puja. Engkau adalah Aryama Dewata para pahlawan yang menambahkan kekayaan kepada semua orang. Engkau Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud-Mu sebagai Aṁsa yang bebas dalam persidangan agung(4)
Ya Tuhan Yang Maha Esa,Engkau adalah Agni,Aditi,dewata yang menerima persembahan kami. Engkau adalah Hotra- Bhāratī,Paṇḍita Agung dan dewi Kebudayaan,Engklau adalah yang diagungkan oleh ribuan umat manusia di musim salju. Engkau adalah penganugrah kekayaan, pembunuh raksasa Vṛtra,dan Sarasvatī,dewi ilmu pengetahuan dan kebijakan(11). Ṛgveda II.1.3, 4,11
Dalam mantra-mantra di atas, dewa Agni diidentikkan dengan semua dewata yang lain, baik dewa maupun dewi. Ini menunjukkan bahwa semua dewa-dewa (devatā) adalah nama yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Suci, Yang Maha Tunggal.
Selanjutnya dapat kita jumpai mantra yang menjelaskan semua dewata itu adalah satu dan penjelasan ini tidak kontradiksi karena satu adalah segala-Nya dan segala-Nya adalah Yang Maha Esa. Berikut dipetikkan mantram yang menjelaskan hal itu:
"Ya eko asti daṁsanā mahān ugro abhi vrataiḥ"
Ia Yang Maha Esa, yang mengagumkan, agung dan kuat serta
mengendalikan hukum suci-Nya. (Ṛgveda VIII.1.27)
"Indra it somapā eka indrah sutapā viśvāyuḥ antar devān martyaṁśca"
Indra yang menikmati minuman persembahan, yang menikmati minuman Soma, yang menghidupkan segalanya baik yang di sorga maupun di maya
pada ini. ( Ṛgveda VIII.2.4)
"Ayam eka ityā caṣthevi viśpatiḥ tasyan ratāy anuyaś carāmasi"
Di sini Tuhan Yang Maha Esa, Rajanya umat manusia, yang terlihat membentang terus, jauh dan luas, untuk kesejahtraan hidupmu, ikutilah hukum-hukum-Nya. (Ṛgveda VIII.24.6)
Berikut semua dewata ada dan identik dengan Indra:
"Mahāttadevaḥ kavayaś cārunāma yaddhadevabhavātha viśve indre,
sakharbhubhiḥ puruhūta priyebhir imāṁ dhiyaṁ sātaye takṣtā naḥ"
Itulah Dia, Oh Para Mahaṛṣi! Engkau maha agung,semua dewata menyatu di dalam Indra. Oh Sahabat, kerap kali pujalah Dia. Engkau maha suci bersama dengan ṛbhu yang mengaransemennya, lagu pujian ini adalah untuk kesejahtraan kami. (Ṛgveda III.54.17)
Disebutkan pula dalam mantram yang hampir sama bahwa Yang Esa adalah segala-Nya, meresapi segalanya:
"Ejad druvapatyate viśvam ekaṁ caratpatatrivisunaṁ vijatam"
Esa dalam segalanya adalah māhāraja dari yang bergerak dan yang tidak bergerak, yang berjalan atau yang terbang dalam multi wujud ciptaan-Nya. (Ṛgveda III.54.8)
Esa dalam segala-Nya, Viśvam Ekam, menunjukkan tanpa jenis kelamin,netral, Maha suci yang meliputi segala esensi. Dengan demikian semua dewa ada dalam Yang Maha Esa, Yang Maha Esa dalam berbagai aspek atau penampakkan-Nya yang suci. Viśvadevaḥ (dewa-dewa yang beraneka) adalah Ekodevaḥ (Tuhan Yang Maha Esa) yang makna sama, Esa. Sesungguhnya Ia Yang Maha Esa adalah esensi segalanya (ekam).
Pernyataan yang sama juga dijelaskan dalam petikan mantram berikut:
"Mahād devānām asuratvam ekam"
Maha Esa dan Maha Agung adalah yang tunggal gemerlapan. (Ṛgveda III.55.1)
Berdasarkan kutipan mantram-mantram Veda di atas, jelaslah bagi kita bahwa Ketuhanan dalam Veda adalah Maha Esa. Kini timbul pertanyaan, mengapa dewa-dewa dalam Veda tidak begitu nampak perannnya baik dalam upācara pemujaan di India maupun di Bali.
Menurut informasi Dr. I Made Titib, hanya Sampradaya (perguruan agama) Arya Samaj saja yang memuja dewa-dewa dalam Veda melalui upācara Veda yang penting yakni Agni Hotra. Dewa-dewa Veda menurut pandangan Arya Samaj berdasarkan kutipan mantram-mantram Veda di atas, tidak lain adalah nama-nama atau aspek-aspek Tuhan Yang Maha Esa, pada intinya Ketuhanan dalam Veda adalah Monotheism.
Dewa-dewa yang sangat dominan dipuja dalam Veda adalah Agni, Indra, Vāyu dan Sūrya kemudian dalam perkembangannya, seperti dapat kita jumpai dalam kitab-kitab Purāṇa, dewa-dewa tersebut digantikan, diambil alih kedudukannya atau diidentikkan dengan dewa-dewa Tri Mūrti, yakni Agni diidentikkan dengan Brahma, Indra dan Vāyu diidentikkan dengan Viṣṇu dan Sūrya.
Ketiga dewa-dewa Tri Mūrti ini merupakan Udbhava-Nya atau manifestasi utama-Nya. Dewa-dewa Tri Mūrti ini yang menggantikan peranan dewa-dewa dalam Veda, sehingga dewa-dewa Veda itu tidak banyak lagi dipuja dalam perkembangan berikutnya. Dewa-dewa Tri Murti digambarkan sebagai Personal God (Tuhan Yang Berperibadi).
Brahma, sakti-Nya Saravatī, Viṣṇu, sakti-Nya Śrī dan Lakṣmī dan Śiva dengan Uma dan Parvatī. Masing-masing dewa-dewa Tri Mūrti ini turun untuk menyelamatkan umat manusia sebagai Awatara, di antaranya Brahma sebagai Baladeva, Viṣṇu sebagai Śrī Kṛṣṇa (dan Avatara-avatara lainnya), Siva sebagai Agastya dan lain-lain. Śiva dipuja dengan putra-putra-Nya seperti Gaṇeśa, Kala, Kumara, Skanda atau Subramaṇyam dan lain-lain.
Di dalam kitab-kitab Purāṇa dalam rangka memantapkan bhakti umat manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa, Manifestasi Utama-Nya, masing-masing Brahma disebut dengan ribuan nama-Nya (Brahma Sahasranāma), Viṣṇu dengan ribuan nama-Nya (Viṣṇu Sahasranāma), Śiva dengan ribuan nama-Nya (Śiva Sahasranāma). Durgā atau Lalitā dengan ribuan nama-Nya (Lalitā Sahasranāma) dan lain-lain. Nama-nama atau abhiseka-Nya, sesungguh merupakan sifat, sikap, karunia atau kasih-Nya yang diharapkan dan didambakan oleh setiap umat manusia.
Pemberian atau persembahan nama sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang maha luhur, memantapkan keimanan (Śraddhā) umat kepada-Nya.
Katagori
Article
Subscribe to:
Posts (Atom)
Katagori
- Article (79)
- Asuransi PSN (2)
- Events (4)
- Pengumuman (17)
- Profile (10)
- Program (2)
- Pustaka-Pustaka (23)
- Religion (11)
- Sarati Banten (1)
- Tirtha Yatra (2)
- Umum (7)